![]() |
Edited by Me |
"Mark Manson adalah seorang blogger kenamaan dengan lebih dari 2 juta pembaca." Siapa pun yang baru saja menyelesaikan "The Subtle Art of Not Giving A F*ck" (mari kita singkat jadi TSAoNGAF saja?) akan bertemu dengan kalimat itu pada bagian "Mengenai Pengarang" di akhir buku. Hal itu membuatku langsung mencari tahu blognya. Aku menemukan tampilan muka yang jernih dan simpel dengan mengedepankan personal branding yang kuat—dengan kalimat "Hi. I'm Mark." dan gambar ilustrasi wajahnya. Setelah kutelusuri, banyak artikel menarik seputar pengembangan diri yang ingin kubaca. Itu mengingatkanku pada situs web seperti Lifehack dan Thought Catalog yang kontennya hampir mirip. Bedanya, beberapa artikel di blog Mark dikhususkan bagi pengunjung yang berlangganan berbayar. Kupikir, wow, ini keren sekali! Mark membuat orang yang ingin membaca teori dan pemikiran-pemikirannya dengan mengharuskan "membayar"-nya. Aku jadi ingat blog pribadi lain yang juga menyediakan layanan berbayar atau—diperhalus menjadi—donasi, Brain Pickings milik Maria Popova. Mustahilkah punya impian memiliki blog berbayar seperti milik Mark dan Maria?
Karena tertarik dengan kontennya, aku berlangganan surel mingguan blog Mark secara gratis. Sabtu kemarin, aku mendapatkan satu dengan subyek "You're not special". Isinya merujuk pada satu artikel yang ditulis Mark pada Agustus 2013 lalu (setidaknya tanggalnya tercatat begitu). Artikel ini berisi teori Mark tentang betapa sebenarnya menjadi spesial itu tidak spesial. Karena menjadi spesial pun akan tetap memiliki perasaan yang sama dengan yang tidak spesial. Yang patut digarisbawahi adalah bagaimana seseorang harus menemukan celah kecil untuk merasa bahagia. Dengan merasa bahagia, ia akan merasa spesial karena bahagia. Artikel ini juga merujuk pada bab 3 TSAoNGAF berjudul "Anda Tidak Istimewa". Menjadi "biasa-biasa saja" sudah menjadi standar baru kegagalan sehingga banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi istimewa dan spesial. Namun, banyak dari mereka juga lupa bahwa perlombaan itu hanya untuk tujuan, bukan sebagai proses yang mengilhami hasil. Nah, sudah mulai pusing? Mari lanjutkan.
Karena tertarik dengan kontennya, aku berlangganan surel mingguan blog Mark secara gratis. Sabtu kemarin, aku mendapatkan satu dengan subyek "You're not special". Isinya merujuk pada satu artikel yang ditulis Mark pada Agustus 2013 lalu (setidaknya tanggalnya tercatat begitu). Artikel ini berisi teori Mark tentang betapa sebenarnya menjadi spesial itu tidak spesial. Karena menjadi spesial pun akan tetap memiliki perasaan yang sama dengan yang tidak spesial. Yang patut digarisbawahi adalah bagaimana seseorang harus menemukan celah kecil untuk merasa bahagia. Dengan merasa bahagia, ia akan merasa spesial karena bahagia. Artikel ini juga merujuk pada bab 3 TSAoNGAF berjudul "Anda Tidak Istimewa". Menjadi "biasa-biasa saja" sudah menjadi standar baru kegagalan sehingga banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi istimewa dan spesial. Namun, banyak dari mereka juga lupa bahwa perlombaan itu hanya untuk tujuan, bukan sebagai proses yang mengilhami hasil. Nah, sudah mulai pusing? Mari lanjutkan.